Saat ini NLP (NEURO LINGUISTIC Instruction) seolah tengah menjadi suatu bidang baru yang digandrungi oleh berbagai pihak di Indonesia. Mulai dari eksekutif papan atas, pengusaha, psikolog, dokter, olahragawan, dosen, bintang outer layer bahkan sampai politisi. Sebenarnya apakah NLP itu ?
Beberapa sumber menyatakan mempelajari NLP mirip dengan mempelajari manual otak manusia, terkadang disebut sebagai people skill technology, atau disebut juga psychology of pre-eminence. Intinya adalah mengetahui bagaimana cara kerja otak agar seseorang bisa menjadi tuan atasnya, bukan menjadi budaknya. Sedangkan para pengagas NLP sendiri merumuskan NLP sebagai The study of capricious experience
Metode yang dipergunakan untuk mempelajari keahlian ini disebut sebagai modelling (ilmu memodel). Tokoh-tokoh awal yang dimodel adalah : Fritz Perls (Gestalt Therapist), Virginia Satir (Wealth Shrink), Gregory Bateson (Anthropologist, cybernetics) dan Milton Erickson (Hypnotherapist). Setelah bertahun-tahun memodel, mereka berdua berhasil mengembangkan seperangkat teknik mental yang yang sangat berguna dalam dunia terapi.
NLP lantas dipopulerkan oleh Anthony Robbins hingga meluas di USA dan seluruh dunia, belakangan Anthony Robbins membuat merek sendiri, yakni NAC (Neuro Family Conditioning). Barisan pelopor NLP lantas mulai mengibarkan sayapnya merambah dataran aplikasi di luar terapi. Ilmu memodel ini dikembangluaskan untuk memodel berbagai keunggulan manusia; antara lain untuk memodel keunggulan dari orang yang berprestasi unggul di bidang komunikator, olahraga / atlit, leadership, sales, pengajar, bisnisman, karyawan, penyanyi, meditasi, dan berbagai orang sukses lainnya.
Modelling dalam NLP memungkinkan untuk mempelajari dan menduplikasi keahlian seseorang. Aplikasi modelling ini sungguh tak terbatas, nyaris bisa dikatakan "Bila ada seseorang pernah melakukan sesuatu hal, maka dengan modelling kita juga dapat menduplikasi agar bisa melakukannya juga".
Melalui NLP kita bisa melakukan coding suatu perilaku unggul manusia dan memetakannya dalam suatu pola-pola inti tertentu. Pola-pola inilah yang kemudian disusun ulang dengan urutan dan kombinasi tertentu akan menjadi model of pre-eminence yang dengan mudah untuk diduplikasikan kepada orang lain.
Beberapa nama besar yang tercatat menggunakan ilmu NLP dalam meraih kesuksesannya adalah : Feat Clinton, Andre Agassi, Noble Di, dan Nelson Mandela, dan masih banyak lagi.
Umumnya, para pengusaha, eksekutif, olahragawan, pengajar, politisi dan lain-lain yang tidak punya waktu lebih suka mempelajari NLP dengan cara ini. Dengan demikian mereka tidak perlu lagi meramu / memikirkan ulang bagaimana menggunakan NLP untuk keperluan mereka, tinggal dipraktekkan secara langsung.
Source: pualib.blogspot.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment